Jumat, 05 Juni 2015

Masyarakat Loncek Minta Camat Fasilitasi Masalah Lahan

Sungai Raya (Antara Kalbar) - Warga Dusun Gunung Loncek desa Teluk Bakung, Kalimantan Barat meminta bantuan pemerintah kecamatan Sungai Ambawang memfasilitasi permasalahan yang dihadapi dengan pengurus dusun yang disinyalir memotong uang bagi hasil sewa lahan perusahaan PT Kusuma Alam Sari

"Tujuan kami mendatangi kantor Camat Sungai Ambawang ini karena pengurus dusun Gunung Loncek menyerahkan sisa uang sewa lahan kami dari PT Kusuma Alam Sari, namun jumlahnya tidak sesuai alias ditilep," kata satu diantara warga Dusun Loncek, Paskhalis Oang di Sungai Ambawnag, Rabu.

Dia mengatakan warga yang memiliki lahan adat di dusun itu menerima uang dari pengurus Dusun hanya sebesar Rp31 juta untuk uang sewa lahan selama 30 tahun dari PT. KAS. Namun, lanjutnya, ada sekitar 12 orang pengurus dusun disana yang menerima uang lebih besar, RP91 juta masing-masing pengurus dusun.

"Ke 12 orang pengurus ini mendapatkan bagian lebih dari masyarakat, makanya kami menilai terjadi pemotongan yang sangat besar dari hak masyarakat yang dilakukan oknum pengurus dusun tersebut. Karena, uang yang diperoleh oleh masing-masing kepala keluarga hanya sebesar Rp31 juta itu merupakan hak masyarakat atas sewa lahan masyarakat sebanyak 254 kepala keluarga dengan luas lahan 2.190 hektare yang disewa selama sekitar 30 tahun," tuturnya.

Warga lainnya Sulaiman mengatakan saat dilakukan mediasi pengurus dusun siap mengembalikan uang sebesar Rp30 juta per orang kepada pihak perusahaan bukan membagikan secara merata kepada masyarakat, sehingga masyarakat menuntut pula pihak perusahaan dapat menyerahkan uang kepada kepala keluarga sebesar Rp91 juta seperti yang diterima oleh pengurus dusun.

"Jika PT KAS tidak mampu mengembalikan uang sebesar Rp91 juta per orang maka lahan akan kami klaim dan tidak boleh dikerjakan," katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dusun Gunung Loncek mengatakan pihaknya tidak dapat mengembalikan uang secara keseluruhan sebesar Rp91 juta kepada masyarakat, pihaknya hanya menyanggupi untuk mengembalikan uang sebesar Rp30 juta.

"Kami meminta jangka waktu itupun kalau mereka menerima, kami pun tidak dapat menentukan berapa lama waktunya tergantung hasil mediasi dengan perusahaan, karena saat ini pihak perusahaan juga tidak hadir," katanya .

Menurutnya pemberian uang yang berbeda dari pihak perusahaan kepada pengurus dusun bukan lantaran pemotongan harga dari sewa lahan melainkan merupakan upah dari jasa yang diberikan perusahaan kepada pengurus.

"Uang ini tidak mungkin kami kembalikan ke masyarakat karena uang ini diberikan perusahaan kepada pengurus, dan nantinya juga kami kembalikan ke perusahaan," tuturnya.

Harga sewa lahan yang sebenarnya sudah disepakati oleh masyarakat dengan perusahaan sebesar Rp325 per meter dan masyarakatpun juga diberikan hak untuk menyampaikan kepada perusahaan berapa keinginan dari masyarakat.

"kami hanya mendampingi saja, hanya saja mereka tidak menerima karena ada terima kasih dari perusahaan karena selama kami yang mengurusnya sehingga pihak pengurus mendapatkan lebih," katanya.

Sumber: http://www.antarakalbar.com/berita/333756/masyarakat-loncek-minta-camat-fasilitasi-masalah-lahan

Sabtu, 27 September 2014

PT Palmdel Agroasia Lestari Makmur Tolak Tuntutan Warga

Malah Memberikan Warga Lahanlasma P Bermasalah

Pontianak-RK. Sebanyak 300 warga dari tujuh dusun dan empat desa meliputi Desa Pancaroba, Korek, Lingga dan Teluk Bakung, Sungai Ambawang, Kubu Raya  mendatangi kantor perusahaan perkebunan sawit PT Palmdel Agroasia Lestari Makmur (PALM), Jumat (26/9). Mereka menuntut perusahaan segera mengembalikan lahan plasma seluas 3000 hektar lebih yang tidak diserahkan perusahaan.

Ratusan warga yang didampingi kepala dusun dan kepala desa mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Mereka tiba di PT Palmdel Agroasia Lestari Makmur tiba di kantor perusahaan perkebunan sawit sekitar pukul 10.00. Perwakilan warga menyampaikan orasi, hingga akhirnya dilakukan pertemuan dengan pihak perusahaan.
Lagi-lagi kedatangan warga terkait tuntutan pengembalian lahan plasma, sebagaimana dijanjikan perusahaan yang sudah bertahun-tahun tidak direalisasikan. Warga meminta penempatan lahan plasma harus di tanah mereka, bukan di lahan yang disediakan perusahaan dan bermasalah.
Pada pertemuan itu, PT Palmdel Agroasia Lestari Makmur berdalih telah menyediakan lahan plasma untuk warga di ujung Gunung Loncek. Perusahaan tersebut tidak dapat menerima tuntutan warga, terkait lahan plasma di tanah mereka sendiri, karena tidak sesuai dengan tata ruang yang telah dibuat perusahaan.
Warga Dusun Teluk Bakung Desa Lintang Batang, Valintinus Pianus mengatakan, kedatangan ratusan masyarakat dari tujuh dusun, empat desa ke kantor PT Palmdel, untuk meminta jawaban perusahaan atas tuntutan mereka. “Pada pertemuan sebelumnya, kami memberi waktu kepada pihak perusahaan untuk menjawab tuntutan warga,” kata Valintinus.
Valintinus menuturkan, masyarakat menuntut perusahaan untuk menempatkan lahan plasma, sesuai dengan surat perjanjian pada pasal 4, isinya penempatan lahan plasma di tanah milik warga masing-masing. “Selama ini lahan plasma tidak jelas, lahan yang diberikan kepada warga terletak di ujung Gunung Loncek dan lahan tersebut bermasalah,” kesalnya.
Jika memang lahan plasma yang diberikan perusahaan ternyata bermasalah, maka seluruh warga akan menarik kembali tanah milik mereka. Dan perusahaan dapat mengambil seluruh tanaman sawit miliknya yang disita warga.
“Tuntutan masyarakat tidak banyak, lahan plasma di tanah sendiri bukan di lokasi lahan yang bermasalah. Termasuk peluang kerja bagi warga lokal yang berpendidikan. Karena selama ini mereka dipersulit oleh pihak perusahaan untuk bekerja. Selama ini warga lokal hanya diberi peluang kerja kasar, seperti petugas pengamanan dan buruh,” tegas Valintinus.
Kepala Dusun Lintang Batang, Maurus Rita Dihales menegaskan, perusahaan harus menyerahkan lahan plasma seluas 3000 hektar kepada warga. “Jika memang sudah ditetapkan, tentu akan memberikan kepastian kepada masyarakat terhadap perkebunannya,” ungkapnya.
Lokasi lahan plasma itu harus berada di tanah warga sendiri, bukan di lahan yang bermasalah. “Perusahaan harus ingat, bahwa tanah yang diserahkan warga jelas, tidak bermasalah. Tapi mengapa perusahaan memberi lahan untuk plasma di lahan yang bermasalah,” ungkap Maurus.
Manager Umum dan Sumber Daya Manusia PT Palmdel Agroasia Lestari Makmur, Muhammad Taha mengatakan, tuntutan masyarakat meminta lahan plasma di tanah sendiri tidak dapat diterima. Perusahaan telah membuat tata ruang wilayah, menentukan mana lahan inti milik perusahaan dan lahan plasma milik warga. “Pembuatan tata ruang ini berdasarkan kebijakan manajemen,” kata Taha.
Disinggung mengenai aturan apa yang digunakan perusahaan terkait penataan tata ruang perkebunan, Taha menuturkan, tidak ada aturan yang digunakan untuk menata lahan inti dan plasma. “Penempatan lahan itu kebijakan manajemen, tidak bagus rasanya kalau lahan plasma keberadaannya spot-spot. Jadi disediakan satu hamparan lahan,” ucapnya. (sul) 
Sumber berita: http://rkonline.id/patroli/kisruh-pt-palmale-masih-berlanjut



Kamis, 28 Agustus 2014

Mantan Ketua KTM Terpilih Jadi Kadus Loncek

Mantan Ketaua Kelomok Tani Muda Palambon Pucuk Baguas (PPB), Leonardus, terpilih sebagai Kepala Dusun Gunung Loncek, Desa Teluk Bakung, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat untuk priode 2014-2019, pada Jumat (15/8/2014) kemarin.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Panitia Pilkadus Loncek, Laurensius Edi, usai pemilihan di Gedung SDN 25 Sungai Ambawang.

"Leo mengalahkan dua rivalnya yaitu, Antonius dan Sadar yang juga mencalonkan diri pada bursa pemilihan Kepala Dusun gunung Loncek tersebut," .kata Edi.

Leonardus menggantikan Kadus Loncek yang lama, yaitu Donatus Dino yang menjabat sebagai Kadus Loncek sekitar 4 tahun.

Sebelum menjadi mencalonkan diri menjadi Kadus, Leonardus aktif membina Orang Muda Katolik (OMK), Stasi Santo Kanisius Gunung Loncek, Sungai Ambawang. Dia juga pernah menjadi Ketua KTM PPB Priode 2011-2012. Kemudian Leonarudus digantikan oleh Florensius Sarjono, di organisasi tersebut dan dia menjadi Pembina.

Kepemimpinan Leo sangat berpengaruh kepada para anak-anak muda baik yang ada di KTM PPB maupun OMK

"Kami bangga atas terpilihnya Leonardus, karena dialah dulu yang pada awalnya meletakan dasar-dasar kepemimpinan organisasi KTM PPB," ujar Sarjono.

Tentu saja para anggota KTM PPB yang lain merasa gembira dengan terpilihnya pemimpin muda seperti Leonarudus yang merupakan bagian dari mereka.  Mereka berharap Leo bisa memimping dusun Loncek kedepan dengan adil dan bijaksana. Apalagi saat ini, Dusun Loncek khususnya dan Desa Teluk Bakung Pada umumnya sedang berhadapan dengan ancaman konflik perkebunan kelapa sawit.

Leo kemudian menerima SK pengangakatannya pada tanggal 28 Agustus 2014 .

Minggu, 16 Februari 2014

Villagers learn to make documentary films with smartphones

Sumber: TJP
Two documentary film directors from the United States, Richard Pearce and Freida Mock, recently visited Loncek hamlet in Kubu Raya regency, West Kalimantan, where they got together with locals, especially teenage high-school dropouts, and taught them how to create simple documentary films with their cell phones.

In the relatively isolated hamlet, located some 75 kilometers from provincial capital Pontianak, the adolescents had previously been involved in forest conversion activities, but ever since an NGO initiated an environmentally friendly program in the area, they have altered their thinking. More



Jurnalis Kampung Loncek Mengudara di RRI

Oleh Edi Nawang
Loncek Baguas di RRI//di awal diskusi photo. Laurensius Edi
Banyak cara orang bisa eksis di dunia ini, hal lain yang paling ngetop sekarang ini adalah dunia maya seperti fasilitas-fasilitas di internet, seperti Facebook, Twiter, Youtobe, dsb. Fasilitas canggih ini pun tak kalah pentingnya juga, radio yang dari dulu hingga sekarang eksis dan menjadi pusat informassi bangsa diseluruh dunia. Terobosan suatu komunitas yang hingga saat ini publikasinya sudah menggelegar

Selasa, 11 Februari 2014

Sutradara Amerika ke Loncek

Tarian Topeng//Penyambutan rombongan Kedubes Amerika Photo by.Bosio
Tiada angin,tiada hujan. Rindu akan kehadiran orang ternama di kampung halaman sendiri tentunya menjadi harapan bagi semua orang. Minggu, (9/2) Richard Pearce(Sutradara Film dan Televisi, Sinematografer) dan Freida Mock (Sutradara, Pembuat Film, Penulis Naskah, Produser) dari Amerika datang ke Gunung Loncek, Desa Teluk Bakung, Sungai Ambawang, Kalimantan Barat. Kedatangan ini bertujuan untuk Pelatihan Pembuatan Film Dokumenter.
Richard & Freida//Pelatihan Film Dokumenter Photo by. Bosio
ard Pearce
Warga kampung Loncek pun sangat antusias menyambut kedatangan kedua sutradara itu, bahkan saat mereka datang disambut dengan tarian topeng salah satu ciri khas budaya kampung Loncek yang saat ini sudah hampir

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons